Makanan Tiwul akan Hadir

Di desa Talang Jali kec. Kotabumi Utara Kab. kotabumi-Lampung Utara Provinsi Lampung berdiri sebuah industri makanan tempo dulu, salah satunya adalah “TIWUL”. TIWUL dahulu merupakan makanan pribumi Indonesia khususnya masyarakat Jawa di jaman penjajahan. Tiwul yang berbahan baku singkong diolah melalui perendaman dan penjemuran yang berfungsi menghilangkan racun singkong, lalu digiling hingga berbentuk tepung kemudian dibentuk menjadi granul. Pada era Presiden Suharto semua penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke di anjurkan merubah pola makan dari makanan tradisional (Tiwul, sego jagung, Sagu dll,) menjadi makan nasi sebagai makanan pokok. ternyata Zaman sekarang mengalami krisis pangan terutama krisis beras (akibat populasi penduduk padat dan fungsi sawah berubah). saat ini kita harus berpikir kreatif untuk mengatasi krisis pangan ini, salah satunya Industri yang fokus terhadap makanan alternatif. Tiwul yang dianggap sebagai makanan rendah gula (karbohidrat) baik untuk penderita diabetes, pencegah sakit maag, baik pula untuk diet, dll.

Industri Tiwul yang berada di kotabumi ini rencana akan lounching awal tahun baru 2013. nasi tiwul Instan dengan kemasan dari 250gr-10Kg, siap melayani konsumen pecinta nasi tiwul yang kangen dengan makanan tempo dulu, terutama penderita diabetes yang membutuhkan makanan pengganti nasi dari beras.

Untuk pemesanan bisa dimulai sekarang dengan menghubungi bagian pemasaran :
Tri Gunawan no HP 0852 69824667.

MARI KITA GALAKKAN MAKANAN ALTERNATIF, untuk mengatasi Krisis pangan dunia.

Muhammad, Sang Pengusaha Sukses

 
 

TRADISI ritual peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan Maulid Nabi sudah menjadi budaya keagamaan di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan Maulid Nabi sudah dijadikan sebagai hari besar di negeri ini, yang berarti adalah hari libur nasional.

Bulan ini, tepatnya 15 Februari 2011, adalah tepat 12 Rabiul Awwal 1432 H pada penanggalan Islam (Hijriah) adalah hari kelahiran seorang Manusia Agung bernama Muhammad pembawa agama perdamaian untuk seluruh umat manusia.

Kelahiran Nabi sebenarnya tidak termasuk hari besar jika dilihat dari pandangan al-Qur’an dan al-Hadist. Namun, biasanya, peringatan Maulid Nabi dimaksudkan sebagai momentum untuk mempelajari dan merenungi kembali perjalanan hidup beliau sebagai seorang Rasul sekaligus sebagai manusia biasa yang sukses dalam berbagai sisi kehidupan.

Rasulullah adalah potret pribadi sukses dalam menjalani kehidupan yang harus menjadi panutan bagi umat manusia.

Sirah Nabi adalah living model yang diinginkan Allah untuk diimplementasikan oleh tiap pribadi muslim sejati. Jadi perayaan Maulid Nabi bukan sekedar kegembiraan atas kehadiran beliau dalam sejarah tapi yang lebih penting dari semua itu adalah bagaimana memahami perjalanan hidup beliau secara utuh, sempurna dan menyeluruh sehingga menjadi panutan dalam membangun peradaban umat manusia.

Dengan momentum Maulid Nabi ini, penulis ingin menghadirkan satu dimensi kehidupan Rasulullah yang jarang dibahas oleh para da’i dan muballig yaitu kesuksesan Muhammad sebagai seorang pedagang. Muhammad bukan hanya sukses dalam berdakwah, memimpin negara dan rumah tangga tapi juga sukses dalam membangun usaha. Muhammad bukan hanya disegani sebagai pemuka agama dan pemimpin negara tapi juga disegani sebagai saorang saudagar yang memiliki jangkauan jaringan bisnis dan pangsa pasar yang luas serta pelanggang yang banyak.

Muhammad sebagai pemimpin bisnis dan entrepreunership dijelaskan secara gamblang di dalam buku Dr. Syafi’i Antonio dengan judul “Muhammad SAW Super Leader Super Manager”. Buku tersebut menguraikan bahwa masa berbisnis Muhammad yang mulai dengan intership (magang), business manager, investment manager, business owner dan berakhir sebagai investor relative lebih lama (25 tahun) dibandingkan dengan masa kenabiannya (23 tahun). Nabi Muhammad bukan hanya figur yang mendakwakan pentingnya etika dalam berbisnis tapi juga terjun langsung dalam aktifitas bisnis.

Sang manager

Sejak kecil tepatnya saat berumur 12 tahun, Muhammad sudah diperkenalkan tentang bisnis oleh pamannya, Abu Thalib, dengan cara diikutsertakan dalam perjalanan bisnis ke Suriah.

Pengalaman perdagangan (magang) yang diperoleh Muhammad dari pamannya selama beberapa tahun manjadi modal dasar baginya disaat memutuskan untuk menjadi pengusaha muda di Mekah. Beliau merintis usahanya dengan berdagang kecil-kecilan di sekitar Ka’bah.

Dengan modal pengalaman yang ada disertai kejujuran dalam menjalankan usaha bisnisnya, nama Muhammad mulai dikenal dikalangan pelaku bisnis (investor) di Mekah.

Dalam kurung waktu yang tidak cukup lama, Muhammad mulai menampakkan kelihaiannya dalam menjalankan usaha perdagangan bahkan beberapa investor Mekah tertarik untuk mempercayakan modalnya untuk dikelolah oleh Muhammad dengan prinsip bagi hasil (musyarakah-mudharabah) maupun penggajian. Pada tahapan ini Muhammad telah beralih dari business manager (mengelola usahanya sendiri) menjadi investment manager (mengelola modal investor).

Dengan modal yang sudah relatif besar, Muhammad memiliki kesempatan untuk ekspansi bisnis untuk menjangkau pusat perdagangan yang ada di Jazirah Arab. Kejujuran beliau dalam berbisnis sehingga dikenal olah para pelaku bisnis sebagai Al-Amin menjadi daya tarik bagi kalangan investor besar untuk menginvestasikan modalnya kepada Muhammad, salah satu di antaranya adalah Khadijah yang di kemudian hari menjadi Istri pertama beliau.

Di usia 25 tahun, usia yang masih rekatif mudah, Muhammad menikah dengan Khadijah, seorang pengusaha sukses Mekah. Secara otomatis Muhammad menjadi pemilik sekaligus pengelola dari kekayaan Khadijah. Penggabungan dua kekayaan melalui pernikahan tersebut tentunya semakin menambah usaha perdagangan mereka baik secara modal maupun penguasaan pangsa pasar. Pada tahapan ini Muhammad sudah menjadi business owner.

Setelah Muhammad menikah dengan Khadijah, beliau semakin gencar mengembangkan bisnisnya melalui dengan ekspedisi bisnis secara rutin di pusat-pusat perdagangan yang ada di jazirah Arab, beliau intens mengunjungi pasar-pasar regional maupun Internasional demi mempertahankan pelanggan dan mitra bisnisnya. Jaringan perdagangan beliau telah mencapai Yaman, Suriah, Busara, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Arab lainnya.

Saat menjelang masa kenabian (berumur 38 tahun) di mana waktunya banyak dihabiskan untuk merenung beliau telah sukses menjadi pedagang regional dimana wilayah perdagangannya meliputi Yaman, Suriah, Busra, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Jazirah Arab lainnya. Pada tahapan in beliau telah memasuki fase yang menurut Robert T Kiyosaki disebut financial freedom.

Kehebatan berbisnis Muhammad bisa dilihat dalam sebuah riwayat yang menceritakan bahwa beliau pernah menerima utusan dari Bahrain, Muhammad menanyakan kepada Al-Ashajj berbagai hal dan orang-orang yang terkemuka serta kota-kota yang terkemuka di Bahrain. Pemimpin kabilah tersebut sangat terkejut atas luasnya pengetahuan geografis serta sentral-sentral komersial Muhammad. Kemudian al-Ashajj berkata “sungguh Anda lebih mengetahu tentang negeri saya daripada saya sendiri dan anda pula lebih banyak mengetahui pusat-pusat bisnis kota saya dibanding apa yang saya ketahu. Muhammad menjawab “saya telah diberi kesempatan untuk menjelajahi negeri anda dan saya telah melakukannya dengan baik.” (Syafi’i Antonio, 2007).

Demikianlah perjalanan sukses bisnis Muhammad sebelum resmi menjadi seorang Nabi yang jarang disampaikan kepada generasi-generasi muda di saat perayaan Maulid Nabi. Pemahaman yang utuh tentang biography kehidupan beliau akan menghindarkan terjadinya pemahaman yang sempit tentang diri Rasulullah. Banyak orang yang mengaggap Rasulullah sebagai orang yang miskin padahal justru sebaliknya beliau adalah sosok pebisnis yang sukses.

Melalui momentum Maulid Nabi ini kiranya perlu mengangkat tema kesuksesan Muhammad sebagai pelaku bisnis demi memacu munculnya pengusaha-pengusaha muda di kalangan Muslim. Sebenarnya negeri ini memiliki tokoh-tokoh agama sekaligus pengusaha sukses, sebut saja misalnya, tokoh nasional K.H. Ahmad Dahlan dengan usaha batiknya. Bahkan dalam sejarah gerakan kemerdekaan Indonesia kita mengenal tokoh-tokoh agama yang terhimpun dalam Syarikat Dagang Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui jumlah wirausahawan di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia. Dari total penduduk Indonesia, 231, 83 juta jiwa hanya sekitar 2 persen saja yang berwirausaha atau sebesar 4, 6 juta. Tentunya jumlah ini sangat kecil sekali jika negeri ini menginginkan penduduknya untuk semakin kuat dan mandiri secara ekonomi.

Negara-negara maju relative memiliki persentasi wirausahawan yang relatif tinggi dari jumlah penduduknya. Persentase penduduk Singapura yang berwirausaha mencapai 7 persen, China dan Jepang 10 persen dari total jumlah penduduk mereka. Sedangkan yang tertinggi adalah Amerika Serikat sebesar 11, 5-12 persen.
Melalui perayaan Maulid Nabi ini, kita perlu mengkampanyeka pentingnya berwirausaha seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai solusi untuk menyelesaikan persoalan umat yaitu kemiskinan dan pengangguran. [Ali Rama, Peneliti ISEFID (Islamic Economic Forum for Indonesia Development)] ====> (Hidayatullah)

Ratu Sampah

Zhang Yin, pendiri dan Ketua Nine Dragons Paper Industries Co, Ltd yang menempati peringkat kelima dalam daftar wanita terkaya di Cina. Dia merintis usahanya dari bisnis daur ulang kertas bekas. Hebatnya lagi, Zhang cuma perlu waktu belasan tahun untuk mengalahkan kekayaan para kampiun perempuan Barat yang namanya jauh lebih mendunia, dan melalui bisnis yang tak biasa pula. (foto: static.flickr)

Zhang Yin, pendiri dan Ketua Nine Dragons Paper Industries Co, Ltd yang menempati peringkat kelima dalam daftar wanita terkaya di Cina. Dia merintis usahanya dari bisnis daur ulang kertas bekas. Hebatnya lagi, Zhang cuma perlu waktu belasan tahun untuk mengalahkan kekayaan para kampiun perempuan Barat yang namanya jauh lebih mendunia, dan melalui bisnis yang tak biasa pula. (foto: static.flickr)

Dalam daftar orang terkaya di China, Forbes mencatat ada enam wanita pengusaha kaya. Sementara di daftar Amerika Serikat terdapat tujuh orang. Namun, sangat berbeda dengan wanita-wanita kaya di China yang memperoleh kekayaan berkat usahanya, wanita terkaya di AS pada umumnya memperoleh kekayaan berkat warisan keluarganya.

Adalah Zhang Yin, pendiri dan Ketua Nine Dragons Paper Industries Co, Ltd yang menempati peringkat kelima dalam daftar wanita terkaya di Cina. Dia merintis usahanya dari bisnis daur ulang kertas bekas. Hebatnya lagi, Zhang cuma perlu waktu belasan tahun untuk mengalahkan kekayaan para kampiun perempuan Barat yang namanya jauh lebih mendunia, dan melalui bisnis yang tak biasa pula.

Sebagai anak keluarga militer yang menetap di Heilongjiang, provinsi di kawasan utara China yang berbatasan dengan Rusia, masa kecil sulung dari 8 bersaudara ini sangat pahit. Selama Revolusi Kebudayaan yang dimulai pada 1966, ayah Zhang Yin dipenjara bersama 2 juta lebih anggota masyarakat yang dianggap kontrarevolusioner atau antek kapitalis. Baru, ketika Revolusi Kebudayaan berakhir 10 tahun kemudian, hidupnya mulai meningkat. Pada 1976 itu, ayah Zhang dibebaskan dan namanya direhabilitasi.

Setelah Reformasi Ekonomi diluncurkan Deng Xiaoping pada 1980-an, Zhang Yin hijrah ke Shenzen, salah satu kota di pesisir selatan yang dikembangkan untuk eksperimen kapitalisme ala China. Di Shenzen dia bekerja di perusahaan patungan di bidang perdagangan kertas. Interaksi dengan orang asing ini mendorong Zhang menyeberang ke Hong Kong pada 1985, ketika perusahaan tempat bekerjanya bangkrut. Di pulau yang waktu itu masih koloni Inggris tersebut, dia lalu mendirikan bisnis perdagangan kertas bekas. Dalam tempo singkat Hong Kong jadi kelewat kecil untuk menampung seluruh ambisi bisnis Zhang Yin yang besar. Maka, pada 1990 dia lalu pindah ke Los Angeles dan menikah dengan Liu Ming Chung, dokter gigi kelahiran Taiwan yang dibesarkan di Brasil dan fasih berbahasa Inggris. Ketika itu pasangan Zhang-Liu mendirikan America Chung Nam (ACN) pada awal 1990-an.

Daur Ulang Pasangan tersebut berkeliling AS dengan minivan Dodge butut, membujuk pusat pengumpulan sampah di seluruh negeri untuk memberikan segala macam sampah kertas kepada mereka. Kegesitan Zhang ini membuat ACN jadi pengekspor besar AS dari segi volume ketika permintaan terhadap limbah kertas meroket pada 1995, bahkan pengekspor terbesar sejak 2001.

Menguasai pasok bahan baku, pada pertengahan 1990-an itu Zhang mudik ke China untuk mendirikan Nine Dragons di Dongguan. Hanya dalam tempo satu dasawarsa, pada 2006, pabrik Nine Dragons yang besar dan modern telah berkembang jadi 11 buah, mempekerjakan 5.300 karyawan dan mendatangkan laba 175 juta dolar AS. Pada 2007, satu pabrik raksasa lagi yang dibangun di pusat industri ekspor China di kawasan Delta Sungai Yangtze, dekat Shanghai.  Keberanian Zhang terjun habis-habisan ke industri kertas berbahan baku limbah adalah berkat seorang kolega bisnis yang namanya tak dia sebutkan. “Aku ingat apa yang dia katakan waktu itu,’’ tuturnya. “Dia bilang, limbah kertas itu seperti hutan. (Sebab) kertas dapat didaur ulang, dari satu ke lain generasi.”

Yang dilakukan Zhang dengan Nine Dragonsnya persis seperti ini. Perusahaan Zhang mengirim limbah kertas dari Amerika dan Eropa, lalu mendaur ulang sampah tersebut jadi corrugated cardboard yang digunakan jadi kotak pengemas mainan, barang elektronik, dan furnitur “Made in China” dan sebagian diekspor ke Amerika dan Eropa. Maklum, dalam daftar pelanggan Zhang penuh dengan nama besar seperti Sony dan Nike. Setelah boks tadi dibuang, siklus daur ulang berjalan lagi dari awal.

Dengan berpindahnya pusat industri kertas dunia ke China, Zhang akan mewujudkan visinya. “Saya ingin membuat Nine Dragons, dalam 3-5 tahun, jadi pemimpin di industri containerboards,” ujarnya.

Zhang Yin sama sekali tak merasa risi dengan julukan ratu sampah, bahkan ada rasa bangga. Dia sadar betul, bisnisnya telah menginspirasi banyak entrepreneur, termasuk dari negara lain. China kini menjadi pendaur ulang segala macam limbah, termasuk rongsokan produk elektronik yang mengandung tembaga, besi, nikel dan emas. Hal lain yang membuat Zhang Yin bangga, dari sampah dia berhasil menghimpun kekayaan sampai hampir tiga kali lipat aset yang dimiliki peringkat ke-2 jajaran Perempuan Terkaya Dunia versi Hurun Report yang diduduki Zhang Xin.

“Kaum perempuan menguasai separuh langit,” ujar Mao Zedong. “Sebab itu, para perempuan Cina memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan kaum lelaki di depan hukum”. Ketika mengatakan hal ini pada 1949, Ketua Mao mungkin tak mengira bahwa para pendekar perempuan Negeri Naga Merah di bidang bisnis, dalam tempo relatif singkat, akan mampu mengibarkan diri ke jajaran pengusaha tersukses dunia.

Simak saja daftar “Richest Self-Made Women in the World” dalam Hurun Report yang diadopsi Forbes. Dalam daftar yang disusun oleh kelompok bisnis di bidang luxury publishing and event yang berbasis di Shanghai ini, pada 2007 Cina menempatkan 6 dari 10 Perempuan Terkaya Dunia yang menangguk kekayaan dengan upayanya sendiri, bukan dari warisan alias self-made. Di tempat teratas adalah Zhang Yin. Dan ini bukan kali pertama bagi Zhang sang pendiri Nine Dragons Paper Company Ltd. berada di puncak. Sebab, sebelumnyaHurun Report juga sudah mendudukannya di posisi terhormat tersebut.

“She is the wealthiest self-made woman in the world,” ujar Rupert Hoogewerf, peneliti yang menyusun daftar orang kaya itu sejak 1999, dalam peluncuran Hurun Report 2006. Kekayaan Zhang Yin pada 2006 itu tercatat US$ 3,5 miliar.

Pada 2007, dengan meroketnya nilai saham Nine Dragons yang 72%-nya dia kuasai, kekayaan Zhang Yin menembus US$ 10 miliar kian jauh meninggalkan Oprah Winfrey (US$ 1,5 miliar, peringkat ke-8), Rosalia Mera (pendiri Zara, US$ 3,4 miliar, peringkat ke-3) dan Guilliana Benetton (pendiri Benetton Group, US$ 2,9 miliar, peringkat ke-5). Hebatnya lagi, Zhang cuma perlu waktu belasan tahun buat mengalahkan kekayaan para kampiun perempuan Barat yang namanya jauh lebih mendunia, dan melalui bisnis yang tak biasa pula.

Ng Weiting, mitra Zhang Yin di Hong Kong pada 1980-an itu menceritakan kepiawaian Zhang mendapatkan kinerja terbaik dari orang-orangnya. “Kalau ada karyawan yang menuntut kenaikan gaji, dia akan meluluskannya asal masuk akal,” ujar Ng mengenang. “Tapi kalau ada karyawan bikin salah, dia akan mengkritisi keras. Dia menunjukkan jelas kepada para karyawannya kapan memberireward dan kapan menjatuhkan punishment.”  Kehebatan lain Zhang adalah kemampuannya dalam menjual dan membuat deal bisnis.

Citra peduli lingkungan ini agaknya menjadi salah satu faktor yang membuat Nine Dragons berhasil meraup dana US$ 500 juta ketika, dengan dukungan Merril Lynch, mereka meluncurkan saham pada Maret 2006. Pada hari peluncuran perdana itu, nilai saham perusahaan Zhang ini langsung melejit 40%. Memasuki 2007, nilai Nine Dragons saham meroket empat kali lipat lebih sehingga kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 5 miliar dan saat ini telah menembus US$ 13,8 miliar.

Dengan berpindahnya pusat industri kertas dunia ke Cina yang lahan dan tenaga kerjanya murah – serta permintaannya teramat besar – pelan tapi pasti Zhang akan mewujudkan visinya. “Saya ingin membuat Nine Dragons, dalam 3-5 tahun, jadi pemimpin di industri containerboards,” ujarnya seperti diberitakan nytimes.com, awal 2007. “Keinginan saya adalah jadi pemimpin di sebuah industri”.

Laiknya perusahaan Cina, Nine Dragons memiliki keuntungan lain. Belum dibatasi aturan lingkungan yang begitu ketat, mereka bisa menggunakan batu bara yang murah sebagai sumber energi, bukan gas yang mahal. Keuntungan lainnya, sebagai pemain baru Zhang dapat membangun pabrik dengan teknologi terbaru yang jauh lebih efisien ketimbang para kampiun industri kertas Barat yang sebagian besar masih menggunakan mesin dengan teknologi tahun 1980-an, bahkan 1970-an.

Masih kurang? Nine Dragons menggunakan bahan baku yang supermurah pula. Terbebas dari keharusan menangani limbah yang biayanya mahal, pusat-pusat pengumpulan sampah di Amerika (dan Eropa) dengan senang hati melego limbah kertas dengan harga sangat murah, US$ 100/ton pada 1990-an. Demikian pula perusahaan pelayaran. Ketimbang kosong, armada kapal yang ingin memuat barang impor dari Cina rela mengutip fee rendah untuk limbah murah yang dikirim ke Cina.

“Saat ini,” Woo menambahkan, “kampiun terbesar industri kertas adalah Smurfit Stone, dan Weyerhaeuser nomor dua. Pada 2008, Nine Dragons jadi nomor wahid.” Ramalan Woo ini diberitakan nytimes.com, versi Internet harian New York Times, pada Januari 2007. (suaramedia)

Pengusaha itu Harus Berkepribadian Ganda

Ilustrasi. (foto: Google)Pribadi pertama, seorang pengusaha itu adalah seorang Visioner. Pribadi seorang visioner adalah pribadi pemimpi. Memiliki pandangan jauh ke depan. Sering melamun (?) Ngomongnya kadang terlalu tinggi (menurut ukuran lingkungannya). Melihat setiap hal sebagai sebuah opportunity yang akan menghasilkan keuntungan sehingga menjadi kaya raya. Melihat sepetak tanah kosong di pinggir jalan, langsung bilang, “Wah, tanah ini akan saya jadikan sebuah depot bakso premium yang ramai. Dan akan menjadi master branding untuk sebuah jaringan frenchise depot bakso dengan ratusan cabang di seluruh nusantara.”

Pribadi kedua, seorang manager. Pribadi ini sering bertentangan dengan Visioner. Kalau Visioner : “Mau yang besar tetapi tidak mau tahu caranya” sebaliknya pribadi manager ini berpikir : “Bagaimana caranya”. “Elo mimpi boleh besar”, kata manager, “tapi lihat dulu dong, gue nih yg sibuk jadinya!”

Manager sibuk memikirkan : berapa harga beli atau sewanya? Berapa biaya renovasi, lauching, sampai operasional tiga bulan pertama ? Berapa kapasitas parkirnya? Berapa SDM yang dibutuhkan dan gajinya masing-masing ? Apa warna catnya? Dan lain-lain.

Pribadi ketiga, seorang spesialis. Ini dia yang paling apes. Setelah dimimpi-mimpikan oleh visioner, diatur dan dihitung oleh manager, tibalah giliran tugas spesialis. Siapa saja para spesialis tersebut ? Di antara para spesialis tersebut adalah Sales Investasi, bertugas untuk mencari investor, karena menurut hitungan manager, dana yang ada masih kurang dan butuh investor; Arsitek yang merancang detil interior dan eksterior dari outlet; Desainer product yang merancang packaging bakso; Pembuat bakso yang belanja bahan, membuat pentol, siomay, gorengan, kuah, dsb; pelayan yang menyediakan menu, melayani pelanggan; dan kasir yang harus menghitung dan memberikan uang kembalian; Belum lagi yang termasuk tukang cuci piring dan cleaning service. Para spesialis ini adalah ujung tombak bisnis karena tanpa mereka bisnis tak dapat terjadi.

Bagi seorang pengusaha, ketiga pribadi tersebut mutlak diperlukan ada pada dirinya. Apalagi bila baru mau memulai bisnis. Tidak hanya pandai bermimpi, dia juga harus mampu berhitung, mampu memanage sumber daya yang ada, dan yang paling menentukan adalah dia harus mau mengerjakan detil bisnisnya sebagimana seorang spesialis. Sehingga ada istilah Dirjen = Direktur Ijen (Direktur sendirian). Artinya ketika baru memulai bisnis, dia adalah direktur, merangkap manager SDM, manager product, manager marketing, manager finance, merangkap sales, merangkap produksi, merangkap kasir, bahkan merangkap cleaning service dan petugas keamanan.

Yang sulit adalah ketika ketiga kepribadian yang berbeda tadi tidak dapat akur dan ingin lebih menonjol salah satu sehingga menenggelamkan yang lain. Apabila visioner yang menonjol dia hanya akan menjadi seorang pemimpi selamanya. Apabila dia memulai, dia memulai tanpa perhitungan yang cukup, sehingga sering rugi. Apabila manager yang menonjol maka nasibnya tidak akan berbeda dengan kebanyakan orang pintar, yang hanya pandai menghitung dan berkomentar tanpa berani take action. Sedangkan apabila hanya pribadi spesialis yang menonjol maka dia akan terjebak ke dalam rutinitas bisnis sehari-hari tanpa memikirkan strategi jangka menengah, panjang, dan lompatan-lompatan bisnis yang bisa ditemukan.

Ketika bisnis tersebut semakin tumbuh, sedikit demi sedikit tugas dapat didelegasikan, tetapi mental Schizophrenia tetap harus ada dalam setiap pengusaha. Bagaimana dengan Anda ?

Airlangga Bramayudha

Pendidikan :  S1 Teknik Elektro ITS Surabaya,

S2 Magister Manajemen Universitas Airlangga Konsentrasi Marketing Managemen (suaramedia)

Toples Bekas Pun “Datangkan” Uang Jutaan

DENPASAR (Berita SuaraMedia) – Kue kering tanpa toples cantik rasanya kurang afdol. Tapi, Anda tidak memiliki anggaran lebih untuk mengganti toples usang. Jangan putusa asa. Dengan sedikit kreativitas, toples lama bisa disulap jadi cantik.

Salah satunya dengan cara memanfaatkan limbah dari tanaman kering. Mulai dari biji-bijian, daun, kulit pohon, sampai bunga kering bisa dijadikan pemanis toples atau kaleng bekas. Inilah yang dilakukan Rien Sutedja, ibu rumah tanggal asal Badung, Denpasar, Bali, baru-baru ini.

Toples berhias bunga kering rata-rata dijual kisaran Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu. Tertarik membuat sendiri di rumah? Selain menghemat biaya, bahan pembuatan aksesoris bunga kering juga mudah didapat karena kita bisa temukan di jalan atau di sekitar rumah.

Perlu kejelian untuk menangkap peluang. Bisa jadi peluang itu ada di sekitar kita dan bisa menjadi lahan bisnis menggiurkan. Begitu juga dengan Galuh (29) yang sudah membuktikan hal itu. Dia memanfaatkan sejumlah barang bekas di rumahnya atau di lingkungannya menjadi produk kreatif yang laris dijual di pasaran.

Syaratnya butuh keuletan, karena keuntungan tak selalu datang dalam tempo cepat. Dengan kreativitas dan keuletan, Galuh mengembangkan usaha kreatifnya dengan memanfaatkan barang bekas di rumahnya. Meski begitu, produknya selalu punya tema berbeda-beda. “Biar pembeli enggak bosan, dan produk mengikuti tren,” kat Galuh yang tahun ini mengusung tema Save Our Earth.

Di tangan galuh, tepung maizena, pewarna makanan, dan lem kayu diolah menjadi barang kreatif yang laku dijual. Semua bahan itu diaduk hingga menjadi clay, kemudian dibentuk sesuai yang diinginkan. Untuk mcmpercantiknya diberi pewarna makanan. Setelah jadi, dijemur. Hasilnya, semua bahan tadi menjadi miniatur pemandangan alam bawah laut yang indah, lengkap dengan ikan-ikan dan tumbuhan laut dengan warna-warni yang ceria.

“Barang-barang di sini, sebagian hanya contoh. Karena barang diluncurkan sebulan jelang bulan Puasa. Untuk menyambut Lebaran, kami punya sejumlah produk baru, antara lain glass pain ting dan berbagai produk dari bordir,” ujar pemilik nama asli Siti Rachmawati ini.Boleh dibilang, produk buatan Galuh bukan salah satu kebutuhan pokok manusia, sehingga begitu dibuat tak langsung laris dibeli.

Itu sebabnya, dia harus putar otak setiap akan meluncurkan produk barunya. Sejumlah tema ditentukan, tujuannya agar selalu menarik masyarakat.Galuh memiliki usaha kreatif di bawah bendera The Semut di rumahnya di Jalan Prafon V No 18, Rawamangun, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Di ruangan kerjanya yang berukuran 3×4 meter persegi itu terdapat beberapa rak, tempat peraga berbagai produknya. Di sebelah produk glass painting, terdapat berbagai toples hias dengan beragam kreasi berbeda.

Sesuai tema yang diusung tahun lalu, “Save Our Earth”, Galuh menampilkan aneka toples hias dengan memakai bahan daur ulang alias limbah, seperti, karung goni, kerang-kerangan, bunga kering dari jagung, kertas semen hingga kulit pembungkus tahu. Karena tema produk harus berbeda-beda, Galuh sudah menyimpan sejumlah tema yang akan diluncurkan sampai akhir tahun.

Di samping memberi tema untuk marketing, The Semut juga mengeluarkan produk baru setiap tahun. “Kita selalu bikin sesuatu yang baru agar orang tidak bosan,” ujarnya. Dengan kreativitas dan keuletan, bisnis The Semut makin berkembang. Tahun lalu, omsetnya mencapai Rp 42 juta, dan khusus bulan Puasa nilainya mencapai Rp 20 juta. Menariknya, sekitar 90 persen penjualannya dilakukan lewat online.”Mungkin untuk pasar Jakarta, tren toples hias itu sudah lewat. Tapi, untuk Sumatera dan Kalimantan, pasarnya masih bagus,” kata ibu dua anak ini.

Dari rumah

Apa yang dilakukan Galuh sekali lagi menunjukkan bahwa berbisnis bisa dilakukan dari rumah, dengan memanfaatkan teknologi internet dan passion yang ada.”Saya memulai usaha kreatif ini tahun 2006. Sebab, saya bukan orang yang senang kerja di kantor. Passion saya di bidang usaha kreatif, ya, itu saja ditekuni,” ujar alumnus Fakultas Psikologi Universitas YAI, Jakarta ini.

Galuh juga memilih usaha ini karena bisnisnya unik dan belum banyak pesaing. Kemampuannya melukis dan terampil membuat barang-barang kerajinan diperolehnya secara otodidak. “Intinya, semua usaha kalau diseriusin. Insya Allah pasti maju. Bisnis saya bikin toples hias, temyata bisa berkembang. Kelihatan jelas perkembangannya dari bulan ke bulan; tahun ke tahun,” kata istri Triyana ini.

Triyana adalah karyawan pabrik motor terbesar di Indonesia. Dia sangat mendukung usaha bisnis istrinya itu. Bahkan, Triyana sendiri sudah mulai terjun dalam bisnis kerupuk sejak tiga tahun lalu. “Saya suka bantu bisnis kerupuk, apalagi kalau ide kreatif saya lagi mandek atau pasar lagi sepi. Ya, barang kerajinan ini kan bukan kebutuhan pokok. Ini barang untuk seru-seruan saja, untuk kesenangan bagi mereka yang punya uang belanja lebih,” ujar Galuh.

Ketika memulai usahanya tahun 2006, Galuh belum menggunakan toko online. “Waktu itu, saya memasarkan toples hias itu lewat teman-teman saya. Tahun pertama, usaha saya masih mengandalkan pasar Lebaran,” katanya. Dengan memanfaatkan bisnis online, pasarnya bisa dikembangkan menjadi sepanjang tahun dan menyebar ke berbagai daerah, seperti, Palembang, Medan, Bengkulu hingga Pontianak, Banjarmasin dan Lombok.

Lewat sharing dengan sesama pengusaha dan terus belajar, Galuh dan Triyana makin piawai mengelola bisnisnya. Bayangkan untuk memasuki pasar tahun 2011, mereka sudah menyiapkan produk baru. “Untuk survive kita dituntut untuk kreatif,” ujar Galuh. Itu sebabnya, dia banyak membaca buku dan berselancar di internet untuk mencari data-data atau ide kreatif lainnya. Tanpa banyak mencari literatur sulit bagi Galuh untuk mengembangkan bisnisnya. Bukan saja soal produk tetapi juga tren memasarkan produk, yang salah satunya dilakukan secara online.

Kelontong di Kapal, Mualaf Tionghoa Reguk Omzet Puluhan Juta

Melayani rute perjalanan panjang di laut, KM Gunung Dempo memberikan keuntungan tersendiri bagi para pedagang di kapal dengan rute Tanjung Priok-Merauke ini. Dalam sekali perjalanan, penjual di kios KM Gunung Dempo bisa meraih omzet hingga Rp 30.000.000!

“Kalau sekali jalan pulang pergi, omzet bisa sampai Rp 30.000.000. Itu buat 14 hari di laut,” ujar Frans (38), pedagang toko kelontong, Senin (6/9/2010) di KM Gunung Dempo, yang melayani rute Tanjungpriok-Surabaya-Makassar-Ambon-Sorong-Biak-Jayapura.

Melalui toko yang sudah dikelolanya sejak tahun 1998, Frans menjual makanan dan minuman, pakaian, perlengkapan mandi, serta pulsa. Menjelang Lebaran ini, Frans mengaku omzetnya meningkat hingga 30 persen.

Menurutnya, pemasukan yang didapat dari berjualan di kapal laut relatif stabil. Hal ini dikarenakan perjalanan yang panjang membuat penumpang pasti membutuhkan sesuatu untuk dibeli.

Selama 12 tahun hidup di laut, Frans pun sudah mengetahui siklus penumpang kapal yang bisa membuat pedagang seperti dirinya meraup keuntungan. “Biasanya perjalanan Jakarta-Surabaya ini tidak terlalu ramai orang beli di kios karena masih ada bekal yang cukup dari rumah. Namun, selepas Makassar sampai ke timur itu akan semakin ramai. Orang akan beli barang di kapal,” ujarnya.

Banyaknya warga asal Indonesia timur yang berbelanja di kapal ini terjadi lantaran harga barang-barang di darat sangat tinggi. Sebagai contoh, air mineral ukuran 2 liter dijual di Papua bisa mencapai Rp 20.000. Pakaian pun tak luput diserbu para penumpang dari Indonesia timur ini. Pasalnya, menurut Frans, harga pakaian di Indonesia timur bisa lebih mahal 100-150 persen dibandingkan harga di Indonesia bagian barat.

“Kalau sudah sampai di timur, balik lagi, langsung habis ini stoknya. Kami ambil barang lagi pas mendarat di Surabaya,” ungkap pria mualaf keturunan Tionghoa tersebut.

Benda langka lain yang diserbu penumpang adalah pulsa. Komunikasi menjadi sebuah kebutuhan utama, tetapi sangat langka di tengah laut. Dengan berdagang pulsa, Frans mengaku meraih keuntungan hingga 80 persen dari harga yang didapat dari penyuplai. Omzet penjualan pulsa untuk sekali perjalanan pulang pergi pun bisa mencapai Rp 7.000.000 hingga Rp 8.000.000.Tidak mengherankan karena pulsa yang dijual Frans harganya bisa Rp 8.000 lebih mahal daripada nominal pulsanya.

Alhasil, meski bisa berbulan-bulan berada di tengah lautan dan jauh dari keluarga, Frans yang lulusan Universitas Negeri Lampung ini kini mampu membuka kios telepon seluler di Surabaya serta mulai berbisnis tanah dan sapi.

Sementara itu, kabar usaha kelontong di darat. “Usaha kelontong akan gulung tikar karena seluruh konsumen akan tersedot berbelanja ke minimarket. Selain menguasai modal kerja yang cukup besar, harga produk yang dijual minimarket juga jauh lebih murah,” kata Pimpinan Perum Pegadaian Kantor Wilayah III Padang S Amoeng Widodo, disela pelatihan kewirausahaan terhadap 40 mitra binaan Pegadaian, di Padang, Rabu.

Menurut dia, jaringan minimarket seperti alfamart dan indomart pun cenderung menjamur dan berlokasi dekat pemukiman –yang cukup banyak di Pulau Jawa– bahkan tidak sedikit yang berdampingan dengan pasar tradisional.

Ke depan, gerai-gerai minimarket itu dipastikan akan bertambah lagi di seantero Jatim, dan membuka cabang baru di Lampung dan Palembang.

Sementara data Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Timur menunjukkan di Surabaya terdapat 190 gerai minimarket. Jumlah gerai sebanyak itu merupakan bagian dari total gerai di Jatim yang mencapai 1.200 unit, diantaranya sekitar 650 gerai milik alfamart dan indomart.

“Kondisi demikian akan berbahaya bagi keberadaan toko-toko kelontong karena indomart dan alfamart sudah menguasai pasar mulai dari hulu hingga hilirnya,” katanya.

Pembukaan indomart itu didukung oleh pemilik modal cukup besar, diantaranya PT Sampurna atau pengusaha rokok lainnya, selain itu mereka mampu menguasai pasar karena memiliki database kebutuhan manusia.

Ia menyarankan pemilik toko kelontong untuk mewaspadai keberadaan minimarket itu antara lain lebih banyak mempromosikan toko kelontong mereka, ramah pada pelanggan dan harga barang yang dijual tidak bersaing.

“Pemerintah daerah dalam hal ini perlu menggodok Perda untuk membatasi jumlah minimarket tersebut. Aturan lainnya pendirian indomart dan alfamart tidak boleh dibangun dalam radius 5 km, atau dalam kawasan pasar tradisional,” katanya.

Perda tersebut dibutuhkan, tambahnya, untuk melindungi pedagang kecil sekaligus memberdayakan puluhan ribu bahkan ratusan ribu pedagang kecil, koperasi, usaha skala mikro, kecil menengah (suaramedia)

Analisa Ternak Ayam Kampung Penghasil Telur

Berbicara akan peluang bisnis dari komoditi ayam kampung rasanya tidak pernah habis dan selalu ada terobosan baru. Di antara macam bisnis yang bisa tercipta dari komoditi ini antara lain bisnis pengepul telur (telur tetas atau konsumsi), bisnis DOC (penetasan, suplayer, dan pembesaran), pengepul ayam siap potong, pakan, sampai jasa pemotongan ayam kampung. Itu semua tak lain karena karena komoditi ini masih menjadi primadona dan masih perlu adanya kajian lebih lanjut untuk pengembangannya.

Pada kesempatan kali ini kami menurunkan artikel dengan judul pemeliharaan indukan ayam kampung sebagai penghasil telur tetas karena kami melihat peluang ini belum digarap dengan maksimal. Banyak pembeli mesin tetas kami, para pengepul telur (konsumsi dan tetas) mengeluhkan akan susahnya untuk mendapatkan telur ayam kampung. Karena selama ini telur ayam kampung hanya dikumpulkan dari rumah ke rumah dan belum ada orang yang mengusahakan khusus secara besar-besaran. Padahal kalau dihitung-hitung masih lumayan untuk menambah pendapatan keluarga.

Permintaan DOC
Permintaan akan DOC ayam kampung semakin menunjukkan peningkatan. Ini dapat di cek pada produsen penghasil DOC ayam kampung baik yang bersifat skala kecil maupun skala besar. Sedangkan produksi dari DOC itu sendiri tetap konstan dan cenderung menurun seiring dengan persaingan pemanfaatan telur ayam kampung itu sendiri. Kita ketahui bersama bahwa telur tidak hanya berfungsi sebagai penghasil DOC akan tetapi juga bermanfaat sebagai campuran minum jamu, STMJ, bahan kue dan manfaat lainnya. Sehingga tak heran apabila ketersediaannya selalu habis

Melirik kembali usaha pemeliharaan induk ayam kampung sebagai penghasil telur tetas menurut kami tidak ada salahnya dan belum terlambat. Usaha ini mengingatkan kami sewaktu duduk di kelas 1 SLTP di mana kami sudah memulai untuk melakukan pemeliharaan indukan ayam kampung (kampung asli dan bangkok) dan hasilnya sungguh luar biasa untuk seorang anak yang baru berumur 13 tahunan. Tak salah kalau ada pepatah di dunia peternakan 7 butir telur sama dengan 1 ekor ayam, 7 ekor ayam sama dengan 1 ekor kambing, 7 ekor kambing = 1 ekor sapi dan 7 ekor sapi bisa naik haji. Slogan yang sederhana akan tetapi kalau kita mau merenungkannya akan dapat memberi motivasi kepada kita akan usaha ternak ini.

Hal yang sama juga diakui oleh para pengepul telur tetas, di mana mereka masih sulit untuk menambah jumlah barang dagangan mereka disebabkan tidak ada nya penambahan jumlah produksi dan malah cenderung turun dari waktu ke waktu. Hal ini tidak lain dikarenakan tidak adanya manajemen pemeliharaan dari para peternak di mana mereka kurang memikirkan ternak pengganti (replacement stock) sehingga kadang jumlah ayam kampung pada suatu saat akan mengalami penurunan karena terjadi penurunan jumlah populasi dikarenakan pemotongan di saat-saat tertentu seperti hari raya iedul fitri, tahun baru masehi, imlek, maulud nabi dan lainnya.

Pengadaan Bibit
Jenis ayam kampung yang bisa diusahakan sebagai penghasil telur adalah ayam kampung asli (ayam sayur, ayam buras, ayam berkeliaran dan sebutan lainnya), ayam nunukan, ayam kedu putih, ayam kedu hitam, ayam pelung dan jenis lainnya. Dari jenis tersebut produksi telur tertinggi (per tahun) secara berurutan adalah ayam kedu hitam, kedu putih, dan nunukan, pelung dan sayur.

Untuk memulai usaha ini bisa dimulai dengan membeli DOC dan melakukan seleksi sampai dengan ayam mulai bertelur, bisa juga dengan membeli ayam dara (sekitar umur 20 minggu), dan bisa juga membeli ayam yang sudah berproduksi (sekitar 7 bulan). Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan karenanya sebelum memulai usaha disarankan untuk menimbang-nimbang dan memperbanyak informasi sebelum memutuskan pilihan usaha.

Pemberian Pakan
Pakan untuk ayam kampung tidaklah sesulit kalau kita memelihara ayam broiler, layer, itik/bebek atau juga puyuh. Namun untuk mencapai produksi yang maksimal maka kita juga harus memperhatikan dan menjaga pakan pakan yang diberikan. Pakan untuk ayam kampung yang sudah berproduksi setidaknya mengandung protein 15% dan energi metabolis antara 2.800 – 2.900 kkal/kg. Dengan menggunakan komposisi campuran konsentrat ayam layer dengan dedak halus dengan perbandingan 1:4 sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam kampung yang sedang berproduksi. Sangat dianjurkan dalam pemeliharaan induk untuk memberikan hijauan yang dicacah/cincang kecil-kecil seperti tauge/kecambah, kangkung, bayam, selada air dan rumput-rumputan sebagai sumber vitamin dan mineral. Pemberian hijauan yang dianjurkan 0,75-1,5 kg/100 ekor.

Manajemen Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam kampung dewasa tidaklah sesulit memelihara ayam yang masih kecil. Mudahnya, cukup kita berikan pakan dan melakukan kontrol penyakit insyaallah ayam kampung sudah mampu berproduksi meskipun tidak menunjukkan produksi optimalnya. Pilihan dalam melakukan pemeliharaan bisa dengan ekstensif, semi intensif dan intensif. Kami tidak menganjurkan anda untuk melakukan pemeliharaan secara ekstensif karena sama artinya kita tidak mengubah cara beternak kita yang itu merupakan cara beternak dari zaman dulu. Maka tidak ada pilihan lain untuk yang benar-benar ingin sukses dalam beternak yaitu memilih sistem pemeliharaan secara semi intensif atau intensif dan semua kembali kepada kondisi masing-masing peternak. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh BPPT pada tahun 1993, pemeliharaan ayam kampung secara intensif memberikan keuntungan terbesar bagi peternak, namun apabila dilihat dari perbandingan keuntungan dan biaya usaha maka sistem pemeliharaan semi intensif menunjukkan angka tertinggi.

Langkah Selanjutnya
Setelah produksi berjalan maka sekarang kita dihadapkan pada dua pilihan dalam memasarkan telur tersebut yaitu pertama apakah kita langsung menjual telur kita begitu saja atau kedua telur itu kita tetaskan sendiri kemudian kita menjual dalam bentuk DOC ? beberapa pertimbangan berikut mungkin bisa membantu anda keluar dari masalah ini :

  1. Menjual dalam bentuk telur tidak ada resiko, artinya berapapun telur yang dihasilkan asal bentuk normal akan berubah menjadi uang dan tidak perlu menunggu dalam waktu yang lama
  2. Menjual dalam bentuk DOC memang nilai jualnya jauh lebih tinggi bahkan bisa jadi 3 kali lipat dari harga telur akan tetapi resiko dari gagal menetas, kualitas DOC, dan pemasaran DOC perlu untuk mendapat perhatian terlebih waktu yang diperlukan yaitu sekitar 3 minggu

Analisa Usaha Pemeliharaan Induk Ayam Kampung
Beberapa asumsi :

  1. Indukan yang dipelihara terdiri dari 100 ekor induk betina dengan 13 induk pejantan
  2. Biaya pembuatan kandang diabaikan karena bahan kandang cukup tersedia dan murah
  3. Tenaga kerja juga di abaikan karena sifat usaha ini adalah sampingan bukan usaha pokok

Biaya/modal usaha:

  1. Harga indukan betina Rp 35.000/ekor dan induk pejantan Rp 50.000/ekor, sehingga diperlukan modal untuk induk yaitu : Rp 35.000 x 100 ekor = Rp 3.500.000 dan induk jantan Rp 50.000 x 13 ekor = Rp 650.000. Total Rp 4.150.000
  2. Biaya pakan Rp 300/ekor/hari sehingga Rp 300 x 113 ekor x 365 hari = Rp 12.373.500
  3. Vaksinasi dan obat-obatan Rp 200/ekor sehingga total untuk semua Rp 200 x 113 ekor = Rp 22.600
  4. Tenaga kerja dan biaya pembuatan kandang diabaikan
  5. Total modal usaha Rp 16.546.100

Pendapatan usaha :

  1. Harga telur Rp 1.200/butir dan jumlah produksi telur 120 butir/ekor/tahun sehingga dalam satu tahun didapatkan hasil dari penjualan telur Rp 1.200 x 100 ekor x 120 butir = Rp 14.400.000
  2. Harga ayam babon Rp 40.000/ekor dan jago Rp 75.000/ekor sehingga didapatkan hasil dari penjualan indukan betina Rp 40.000 x 100 ekor = Rp 4.000.000 dan indukan jantan Rp 75.000 x 13 ekor = Rp 975.000 total menjadi = Rp 4.975.000
  3. Penjualan kotoran diperkirakan dalam satu tahun Rp 100.000
  4. Total pendapatan usaha Rp 19.475.000

Laba Usaha :
Di dapatkan dari pendapatan usaha dikurangi biaya usaha = Rp 19.475.000 – Rp 16.676.100 = Rp 2.928.900/tahun

Analisa Kelayakan Usaha
Return Cost Ratio (R/C)

Total penerimaan              Rp 19.475.000
R/C =  ———————– = ——————— = 1,177
Total biaya                    Rp 16.546.100

Dengan nilai R/C 1,17 berarti usaha ini dinilai layak untuk diusahakan. Setiap penambahan biaya Rp 1,- akan memperoleh penerimaan Rp 1,18,-

Pendapatan akan masih bisa bertambah apabila kita bisa menekan biaya pakan dan efisiensi pejantan dengan Inseminasi Buatan (IB). (suaramedia)

Budidaya Markisa, Peluang Usaha Beromzet Puluhan Juta Per Bulan

Markisa merupakan buah asli dari Amerika Latin. Namun, buah ini sudah banyak dibudidayakan di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Manfaat markisa bagi kesehatan manusia, menjadikannya memiliki nilai komersial yang tinggi.

Markisa memiliki manfaat yang banyak bagi kesehatan karena mengandung beta karoten, potasium, serat, dan vitamin C. Bahkan, buah ini diyakini bisa meringankan penyakit tekanan darah tinggi.

Dengan manfaat dan kesegaran rasanya, tidak salah jika markisa menjadi buah yang digemari masyarakat. Saat ini, markisa banyak dibudidayakan di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Makassar, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali.

Selain dikonsumsi langsung, markisa juga bisa diolah kembali untuk sirup dan minuman ringan. Salah satu perusahaan yang memproduksi olahan buah markisa mulai dari sari markisa murni, sirup, hingga markisa beku, adalah CV Surya Lestari di Makassar.

Pemilik CV Surya Lestari, Chairul Anwar Halim, mengatakan bahwa produk sari markisa murni dan sari markisa beku dikhususkan untuk pasar ekspor. “Untuk pasar lokal kami lebih banyak menyediakan sirup markisa,” katanya. Dari berbagai produk olahan markisa itu, dia bisa mencetak omzet rata-rata Rp 50 juta per bulan.

Ada juga CV Qualitama Tunas Mandiri, yang menawarkan olahan markisa berupa minuman ringan. Menurut pemilik Qualitama, Zulfi Andri, saat ini produknya hanya didistribusikan di sekitar Sumatera Barat yang dekat dengan pengolahan dan budidaya markisa. Ia berharap, ke depan, distribusi produknya akan lebih luas lagi.

Saat ini, usahanya bisa memproduksi sekitar 1.000 cup per tiga hari dengan harga jual Rp 1.000 ukuran 250 mililiter. Dengan harga jual itu, setiap bulannya Qualitama mengantongi omzet sekitar Rp 10 juta.

Untuk suplai bahan baku, para pebisnis itu mengaku telah bekerja sama dengan kelompok tani. “Biasanya kami memesan markisa setiap minggu,” kata Zulfi. Ia telah menjalin kerjasama dengan beberapa kelompok tani, dengan total luas lahan mencapai 80 hektare.

Adapun Chairul menggandeng delapan kelompok tani di Gowa. Total luas lahannya sekitar 100 hektare. Kerja sama bertujuan mengatasi kendala ketersediaan bahan baku. Apalagi markisa adalah buah musiman. “Karena termasuk buah musiman sehingga harganya juga tergantung musim,” kata Chairul.

Saat musim panen, harga markisa bisa jatuh di bawah Rp 3.000 per kilogram. “Tapi ketika kosong, harganya bisa naik sampai Rp 15.000 per kilogram,” kata Chairul.

Markisa biasanya hanya bisa dipanen setahun sekali. Ketika panen itulah banjir pasokan markisa terjadi. “Kesulitan bahan baku membuat produsen olahan markisa banyak yang hanya buka pas masa panen,” imbuh Chairul.

Meski begitu, dia mengaku bisa memproduksi olahan markisa sepanjang tahun. Sebab, ada saja petani yang menawarkan kepadanya. “Sekarang harga belinya sekitar Rp 6.000-Rp 7.000 per kilogram,” katanya.

BUDIDAYA TANAMANPASCA PANEN

Tanaman markisa (passifloraceae) berasal dari Amerika Selatan yang beriklim tropis. Saat ini terdapat lebih dari 400 spesies yang mana dari jumlah tersebut sekurang-kurangnya 50 di antaranya dapat dikonsumsi buahnya. Di antara spesies tersebut yang banyak dibudidayakan secara komersial adalah markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims) dan markisa kuning (Passiflora edulis f. flavicarpa Degner). Nama lain buah markisa di luar negeri adalah passion fruit, granadilla, purple granadilla, yellow granadilla fruit atau meracuja.

Jenis tanaman markisa yang dimaksud dalam lending model ini adalah markisa asam untuk industri yaitu markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims)

  1. Lokasi
    Tanaman markisa merupakan tanaman subtropis, sehingga jika ditanam di Indonesia harus di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian antara 800 – 1.500 m dpl dengan curah hujan minimal 1.200 mm per tahun, kelembaban nisbi antara 80 – 90%, suhu lingkungan antara 20 – 30oC, tidak banyak angin.
  2. Tanah
    Tanaman markisa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, terutama pada yang gembur, mempunyai cukup bahan organik, mempunyai pH antara 6,5 – 7,5 dan berdrainase baik. Jika tanah tersebut masam, maka perlu ditambahkan kapur pertanian (dolomit). Pada umumnya lokasi yang sesuai untuk tanaman markisa adalah dataran tinggi, sehingga kondisi lahannya banyak yang berlereng. Sebaiknya kemiringan lahan tidak lebih dari 15%, jika lebih harus dibuat terasering untuk memudahkan pemeliharaan tanaman.
  3. Pembibitan
    Tanaman jenis tanaman yang umum dibudidayakan oleh petani adalah jenis markisa ungu (edulis), tetapi jenis ini mempunyai batang yang kecil, perakaran yang dangkal dan tidak tahan terhadap nematoda. Kemudian ada jenis lain, markisa kuning (flavicarpa) yang mempunyai batang yang cukup besar, perakaran yang dalam, tahan terhadap nematoda, tetapi buahnya kurang disukai karena rasanya lebih asam dan sari buahnya sedikit. Oleh karena itu telah dikembangkan teknik sambungan antara markisa ungu sebagai batang atas dan markisa kuning sebagai batang bawah. Teknik sambungan tersebut telah dikembangkan di Sulawesi Selatan dan ternyata hasilnya cukup memuaskan.Dalam model kelayakan usaha budidaya markisa ini disarankan agar plasma menanam markisa dengan bibit sambungan dan untuk semua besaran teknis yang diberikan berikut ini, ditunjukkan untuk budidaya tanaman markisa.
  4. Pengolahan Tanah
    Sebelum dilakukan penanaman, dilakukan pengolahan tanah, yaitu kegiatan mulai dari land clearing sampai lahan siap tanam. Untuk kegiatan tersebut diperlukan tenaga kerja sekitar 95 HOK per ha. Selanjutnya di buat lubang tanaman dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Untuk pembuatan lubang tersebut 1 HOK dapat menyelesaikan 30 lubang perhari.
  5. Penanaman
    Jarak tanam yang digunakan adalah 2 x 5 m, yaitu 2 m jarak antara baris tanaman dan 5 m jarak antar tanaman. Dengan demikian jumlah tanamannya adalah 1.000 pohon per ha.Tanaman markisa adalah tanaman merambat, untuk itu perlu dibuatkan tiang rambatan. Tiang rambatan dapat dibuat dari pohon hidup, misalnya lamtoro, tonggak kayu atau bambu. Cara rambatan lain dengan menggunakan kawat yaitu diantara dua tiang disambungkan sebuah kawat rambatan yang berdiameter berkisar 3 mm.

    Sesuai hasil penellitian yang dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Hortikultura Berastagi, penggunaan tiang rambatan dengan pucuk bambu (tanpa kawat) memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan tanaman markisa serta jumlah buah dan berat buah per pohon dibandingkan dengan tiang rambatan dengan penggunaan kawat (sistem para-para tiang jemuran dan sistem memakai kawat).

  6. Pemupukan
    Pemupukan dilakukan dengan interval 3 kali per tahun pada bulan November s/d Mei. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk makro, yaitu urea dengan dosis 800 – 900 gram/pohon/tahun, TSP yaitu 60 – 120 gram/pohon/tahun dan KCl dengan dosis 800 – 1.200 gram/pohon per tahun, tergantung dari umur tanaman. Untuk tanah yang masam sebaiknya diberi dolomit dengan dosis 200 – 500 gram per pohon per tahun. Selain itu diperlukan juga pupuk organik yang diberikan dengan dosis 40 kg per pohon per tahun. Pupuk organik biasanya di berikan sebagai pupuk dasar diberikan sebagai pupuk dasar.Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan tersebut adalah 8 – 12 HOK per ha per tahun, untuk pemupukan.
  7. Plant Maintenance
    Pemeliharaan tanaman yang dilakukan adalah kegiatan penyiangan, pengairan dan pemangkasan tanaman. Penyiangan tanaman dilakukan secara berkala untuk menggemburkan tanah dan mencabut rumput yang ada disekitar tanaman.Pembersihan air secara teratur pada tanaman sangat dianjurkan, terutama pada saat tanaman berbunga dan berbuah. Kebutuhan air akan meningkat pada saat mendekati pemasakan buah. Jika pada saat buah itu tanaman kekurangan air, buah akan berkerut dan jatuh sebelum masak.

    Pemangkasan tanaman diperlukan untuk menumbuhkan tunas-tunas baru tempat dimana bunga akan muncul. Kegiatan ini dilakukan segera setelah selesai panen.

    Kebutuhan tenaga kerja untuk perawatan tanaman diperkirakan antara 15 – 18 HOK per ha per tahun tergantung dari umur tanaman. (suaramedia)